BAB
VI
MEMPERHITUNGKAN
BIAYA DAN RISIKO PENDANAAN
Ada
tiga alasan perlunya mengukur biaya dana :
ü Yang pertama,
sebuah bank akan mencari kombinasi sumber dana yang biayanya paling murah yang tersedia dalam
pasar uang.
ü Yang kedua,
pengukuran biaya dana dengan akurat merupakan prasyarat untuk menetapkan
penghasilan yang harus di capai atas asset (earning asset).
ü Yang ketiga,
jenis-jenis sumber dana yang diperoleh serta penggunaannya mempunyai dampak
atas risiko likuiditas, risiko tingkat bunga dan risiko capital.
Ada
beberapa metode pengukuran biaya dana :
ü Historical
average cost (biaya rata-rata)
ü Marginal
cost (biaya marginal)
ü Pooled
marginal cost of funds (perhitungan rata-rata biaya marginal)
ü Weighted
projected cost (perkiraan biaya rata-rata)
A.
Biaya Rata-Rata
Contoh
perhitungan biaya rata-rata :
Sumber dana
|
Jumlah
|
Interest cost
|
interest
|
Simpanan
giro
(tanpa
Bunga)
Simpanan
giro
(dengan
Bunga)
tabungan
pinjaman
mell pasar uang
deposito
berjangka
sertifikat
deposito
deposito
berjangka lainnya
pinjaman
jangka pendek
hutang
lain-lain
|
Rp 31.632
9.107
6.843
20.102
19.338
32.087
11.664
3.559
1.091
|
0%
7.6%
5,5%
9,8%
10,0%
10,6%
10,2%
9.7%
7,8%
|
Rp 0
693
376
1.914
1.955
3,403
1,189
248
85
|
total
|
Rp 135.324
|
|
Rp 9.863
|
Rumus perhitungan rata-rata adalah :
weighted
average cost =
jadi perhitungan rata-rata untuk
table di atas adalah :
Weighted
average cost =
= 7,29%
Kelemahan weighted
average interest cost adalah :
ü Sebagian
dana harus ditanam dalam asset yang tidak member penghasilan, seperti giro
wajib minimum, giro pada bank-bank koresponden dan asset tetap. Karena itu,
penyesuaian perlu dilakukan, baik pada perhitungan biaya, maupun pada
penghasilan yang hendak dicapai.
ü Ke
dalam biaya dana seharusnya dimasukan pula biaya yang dikeluarkan untuk
mendapatkan dana, seperti biaya operasi dan biaya promosi, dan sebagainya.
ü Persoalan
apakah biaya dana ekuitas perlu dimasukan ke dalam perhitungan biaya dana. Jika
memang perlu, bagaimana caranya.
ü Tingkat
bunga bias berubah-ubah. Dalam hal ini historical
cost tidak dapat di pakai sebagai pedoman dalam memilih dana.
Untuk mengurangi
kelemahan yang pertama, maka yang dimasukan dalam perhitungan hanya sumber dana
yang berbiaya saja. Dalam contoh diatas total sumber dana adalah 135.324,
sedang yang tidak berbiaya 31.632.
karena total dana yang harus dibayar bunganya adalah 135.324 – 31.632 = Rp 103.632
weighted
average cost =
=
= 9,51%
ü Manfaat
utama , pengukuran historical average
cost adalah untuk menilai performance bank yang bersangkutan di masa lalu.
ü Jika
sebuah bank menginginkan pedoman untuk memilih jenis dana yang akan dipakai,
atau tidak akan mengambil asset baru, atau menentukan harga pinjaman, maka historical average cost akan menuntun ke
jalan yang salah. Sebagai contoh bila tingkat bunga naik, historical average cost lebih kecil dari biaya dana penggantinya,
dan bank yang bersangkutan dijuruskan ke pemberian kredit yang tidak
menguntungkan.
B.
Biaya
Marginal (Marginal Cost Of Fund)
biaya marginal adalah biaya yang
dibayarkan untuk menghasilkan satu unit tambahan dana, untuk menetapkan penghasilan
(return) atas asset tambahan yang
dibeli dengan dana itu.
Untuk menjelaskan konsep ini
pertama-tama kita harus menentukan marginal cost untuk satu sumber dana saja
yang hendak dipergunakan oleh bank yang bersangkutan, dan sumber yang dipilih
sedapat mungkin adalah sumber yang paling murah.
Sebagai contoh :
Sebuah bank ingin menarik suatu dana
yang biayanya 8%, sedangkan 22% dana itu akan dipakai sebagai non earning asset dan biaya untuk
memperoleh serta pelayanan rekening tersebut adalah 2,5%. Hitunglah biaya
marginalnya, lalu gunakan biaya ini sebagai basis untuk menetukan harga asset
yang akan ditarik ke dalam bank.
Biaya marginal dana dari sumber
tunggal =
Biaya sumber dana tunggal perlu disesuaikan untuk
kompensasi suppliers sumber dana lain
untuk risiko tambahan yang ditimbulkan oleh penggunaan sumber dana tunggal.
Weighted
average projected cost sebagai perkiraan biaya marginal dana
Teori financial
menyarankan bahwa jika sebuah bank di asumsikan telah didanai dengan dana yang
keseluruhan biayanya paling rendah, maka biaya marginal dananya akan sama
dengan weighted average projected cost of
funds.
Penting untuk dicatat
bahwa angka yang diperoleh bukan merupakan gambarran angka weight average cost of funds, tetapi merupakan perkiraan bagi biaya
marginal jika pendanaan (financing) bank yang bersangkutan
efisien.
Pengukuran mana yang baik
dipergunakan dalam menghitung biaya dana yang diproyeksikan :
ü Tergantung
atas tujuan penggunaannya, historical
cost of funds, berguna untuk menilai kinerja yang berlaku.
ü Marginal cost
suatu jenis dana berguna untuk memutuskan dana mana yang akan dicoba dipakai
bank.
C.
Risiko
Yang Berhubungan Dengan Sumber Dana
Berbagai sumber dana dapat
mempengaruhi risiko. Dengan tujuan mencapai nilai tertinggi bagi investasi
pemegang saham, bank mesti mempertimbangkan tidak hanya biaya berbagai jenis
sumber dana tetapi juga risikonya. Risiko yang berhubungan dengan sumber dana
adalah :
1. Risiko
likuiditas
2. Risiko
tingkat bunga
3. Risiko
kredit
4. Risiko
capital
Penjelasan :
1.
Risiko
likuiditas
Ada kemungkinan deposan atau pemberi
pinjaman sewaktu-waktu menarik dananya. Dua sumber potensial untuk deposit yang
terkait dengan likuiditas akan ditinjau dalam bagian ini. Pertama, mungkin
suatu bank mampu menarik dana lebih banyak, karena tingkat bunga yang
ditawarkan cukup tinggi dibandingkan bank pesaing. Deposan dan pemberi pinjaman
yang tertarik dengan bunga itu, mungkin pada suatu ketika dana mereka tiba-tiba
karena kualitas portofolio kredit bank yang bersangkutan, menurun. Kedua, bila bank meminjam dana dari suatu perusahaan
broker dengan bunga yang tinggi. Tujuannya untuk memenuhi kekurangan dana
sementara demi menyembunyikan masalah dasar yang sedang dihadapibang yang
bersangkutan. Oleh karena deposit seperti ini mengundang kualitas yang lebih
parah pada masa yang akan dating, maka pengawas bank membuat peraturan untuk
membatasi penggunaan sumber dana seperti itu.
2.
Risiko
tingkat bunga
Risiko tingkat bunga yang berhubungan
dengan sumber dana, sangat tergantung pada kepekaan bunga dari asset yang
didanai dengan dana pinjaman ini. Sebagai contoh, jika sertifikat deposito yang
diterbitkan dan dipakai untuk membeli dana dari bank sentral dengan persyaratan
tingkat bunga, harus disesuaikan setiap hari denggan tingkat bunga yang berlaku
pada hari itu. Dalam hal ini bank menghadapi risiko tingkat bunga. Teknik
manajemen yang memadai harus setiap waktu membandingkan kepekaan tingkat bunga
semua sumber dana dengan asset dimana dana tersebut ditanamkan. Perlu
ditekankan di sini, bahwa risiko likuiditas dan risiko tingkat bunga, mungkin
berbeda bagi berbagai sumber dana dan ada rentang (range) yang luas dari kepekaan bunga di antara beerbagai sumber
dana.
3.
Interaksi
dengan risiko kredit
Sumber dana bank tidak memberikan
pengaruh langsung atas risiko kreditnya, sebab walaupun deposan dan pemberi
pinjaman menanggung risiko bank namun tidak membayar risiko tersebut. Tetapi
pengaruhnya tidak langsung terlihat. Deposan dan pemberi pinjaman mungkin cemas
akan kemampuan bank membayar klaim mereka tepat pada waktunya.
4.
Interaksi
dengan risiko kapital
Sumber dana bank berpengaruh langsung
atas risiko kapital dan risiko laverage. Biaya ekuitas yang lebih
banyak dari biaya deposit dan pinjaman. Ketidakpastian lebih besar terkait
dengan penghasilan (return) atas
ekuitas dan penghasilan atas ekuitas tidak bebas pajak. Jadi bank mungkin akan
menurunkan biaya dana dengan meningkatkan leverage.
Tetapi karena risiko kapital menjadi semakin diperhatikan, maka kemungkinan
keuntungan ini menjadi belum jelas. Biaya sumber dana lain mungkin meningkat
selagi risiko kapital dihargai.
KESIMPULAN :
Mengukur biaya dana menggunakan
beberapa metode yaitu :
ü Historical average cost
ü Marginal cost
ü Pooled marginal cost of funds
ü Weighted projected cost
Sedangkan risiko yang
berhubungan dengan pendanaan adalah ;
ü Risiko likuiditas
ü Risiko tingkat bunga
ü Interaksi dengan risiko kredit
ü Interaksi dengan risiko kapital
Tidak ada komentar:
Posting Komentar