A.
Rasio
Likuiditas
Likuiditas
adalah masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban
finansialnya yang segera harus dipenuhi
Current
Ratio
Current Ratio = (Aktiva Lancar/Kewajiban Lancar) x 100%
|
|||
Tahun
2007
|
Tahun
2008
|
Analisa
|
|
Current Ratio =
(Rp. 15.027.032/ Rp 7.697.918) x 100% = 1,95%
|
Current Ratio =
(Rp 17.955.845/ Rp 9.437.259) x
100% = 1,9%
|
Current ratio yang rendah biasanya
dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam likuidasi, sebaliknya current
ratio yang terlalu tinggi juga kurang bagus, karena menunjukkan banyaknya
dana menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampuan laba
perusahaan. Pada laporan keuangan diatas terjadi penurunan current ratio dari
tahun 2007 ke tahun 2008 sebesar 0,05%.
|
|
Quick Ratio/Acid Test Ratio
Quick Ratio = ((Aktiva Lancar – Persediaan)/Kewajiban
Lancar)) x 100%
|
|||
Tahun
2007
|
Tahun
2008
|
Analisa
|
|
Quick Ratio =
((Rp.15.027.032-Rp. 11.877.086)/ Rp.7.697.918)) x 100% = 0,40% |
Quick Ratio =
((Rp.17.955.845-Rp.14.016.039)/ Rp.9.437.259)) x 100% = 0,41% |
Semakin besar quick ratio maka semakin baik pula kondisi
perusahaan. Namun apabila quick ratio memiliki perbandingan 1:1 atau
100% perusahaan tersebut dianggap kurang baik. Dalam laporan keuangan
ini diketahui adanya sedikit peningkatan quick ratio dari 0,40% menjadi
0,41%. Yang berarti perusahaan masih dalam keadaan stabil.
|
|
Cash
Ratio
Cash Ratio = (Kas/Kewajiban Lancar) x 100%
|
|||
Tahun
2007
|
Tahun
2008
|
Analisa
|
|
Cash Ratio =
(Rp. 289.152/ Rp. 7.697.918) x 100% = 0,037% |
Cash Ratio =
(Rp. 411.689/ Rp.9.437.259) x 100% = 0,043% |
Rasio ini menunjukan kemampuan kas untuk menutupi hutang
lancar. Dapat dilihat meningkatnya
presentasi cash ratio, yaitu dari 0,037% menjadi 0,043%
|
|
Working Capital to Total Assets
Ratio
WCTAR = Aktiva Lancar – Kewajiban Lancar / Jumlah
Aktiva
|
|||
Tahun
2007
|
Tahun
2008
|
Analisa
|
|
Working Capital to Total Assets
Ratio =
(15.027.032-7.697.918)/ 21.878.013 = 0,33%
|
Working Capital to Total Assets
Ratio =
(Rp 17.955.845- Rp 9.437.259)/ Rp
24.904.022 = 0,34%
|
Likuiditas
dari total aktiva dan posisi modal kerja netto. Setiap Rp 1 assets
perusahaan Rp 0,33 untuk tahun 2007 dan 0,34 untuk tahun2008 terdiri
dari modal kerja (aktiva lancar)
|
|
B.
Rasio Solvabilitas
Solvabilitas,
berguna untuk menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban
finansialnya jika perusahaan tersebut dilikuidasi. Suatu perusahaan dikatakan
Solvabel jika perusahaan itu mempunyai aktiva yang cukup untuk membayar semua
hutang-hutangnya , baik yang jangka panjang maupun jangka pendek. Jika
perusahaan tidak mempunyai cukup aktiva untuk membayar segala hutangnya, maka
perusahaan tersebut dikatakan insolvabel.
Dalam
hubungan antara likuiditas dan solvabilitas ada
empat kemungkinan yang dapat dialami oleh
perusahaan yaitu :
a. Perusahaan yang likuid
tetapi insolvable
b. Perusahaan yang
likuid dan solvable
c. Perusahaan yang solvabel
tetapi ilikuid
d. Perusahaan yang
insolvabel dan ilikuid
Tingkat solvabilitas
diukur dengan beberapa rasio, yaitu :
Total Debt to Equity Ratio
Total Debt
Equty Ratio = (Total Utang/Ekuitas) x 100%
|
||
Tahun
2007
|
Tahun
2008
|
Analisa
|
Perputaran Piutang =
(Rp.8.474.564/ Rp.13.386.776) x 100% = 0,63% |
Perputaran Piutang =
(Rp.10.359.076/ Rp.14.530.132) x 100% = 0,71% |
Bagian
setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang.
dari setiap rupiah modal sendiri menjadi jaminan hutang.
Rasio di samping sebesar 0,63 % dan 0,71 % untuk tahun
2007 dan 2008. Maka kurang dari 100% maka dari itu perusahaan tidak perlu
takut tidak bisa membayar hutangnya.
|
Total Debt to Assets Ratio
Total Debt
Assets Rasio = (Total Utang/Total Aktiva) x 100%
|
||
Tahun
2007
|
Tahun
2008
|
Analisa
|
Total Debt to Asset Ratio =
(Rp.8.474.564/ Rp.21.878.013) x 100% = 0,38% |
Total Debt to Asset Ratio =
(Rp.10.359.076/ Rp.20.904.022) x 100% = 0,49% |
Beberapa
bagian dari keseluruhan dana yang dibelanjai dengan utang. Atau Berapa
bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin hutang. 38% untuk 2007 dan
49% untuk 2008, dari setiap aktiva digunakan untuk menjamin utang.
|
C.
Rasio
Profitabilitas
profitabilitas
suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal
yang menghasilkan laba tersebut. :
Gross Profit Margin ( Margain Laba Kotor)
GPM =
(Laba Kotor/Penjualan Bersih) x 100%
|
|||
Tahun
2007
|
Tahun
2008
|
Analisa
|
|
GPM =
(Rp.2.485.648/ Rp.13.419.733) x 100% = 0,18% |
GPM =
(Rp.2.427.250/ Rp.15.056.347) x 100% = 0,16% |
Laba Bruto
per rupiah penjualan. Setiap Penjualan menghasilkan laba bruto Rp 0,18 tahun
2007 dan 0,16 tahun 2008..
Semakin besar rasio ini semakin
baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup
tinggi/menguntungkan.
|
|
Net Profit Margin ( Margain Laba Bersih)
(Laba
Setelah Pajak/Total Aktiva) x 100%
|
|||
Tahun
2007
|
Tahun
2008
|
Analisa
|
|
NPM =
(Rp.710.565/ Rp.21.878.013) x 100% = 0,032% |
NPM =
(Rp.891.358/ Rp.24.904.022) x 100% = 0,035% |
Keuntungan
netto per rupiah penjualan. setiap rupiah penjualan menghsilkan keuntungan
netto sebesar Rp 0,032 % dan 0,035%
|
|
Earning Power of Total Invesment
EPTI =
(Laba Sebelum Pajak/Ekuitas) x 100%
|
|||
Tahun
2007
|
Tahun
2008
|
Analisa
|
|
EPTI =
(Rp.1.084.495/ Rp.13.386.776) x 100% = 0,08% |
EPTI =
(Rp.1.313.392/ Rp.14.530.132) x 100% = 0,09% |
Kemampuan
modal yang di investasikan dalam keseluruhan Aktiva untuk menghasilkan
keuntungan bagi semua investor. Setiap satu rupiah modal yang diinvestasikan
menghasilkan keuntungan Rp 0,08 dan Rp 0,09 untuk semua investor.
|
|
Return On Equity (Pengembalian Atas Equitas)
ROE =
(Laba Setelah Pajak/Ekuitas) x 100%
|
||
Tahun
2007
|
Tahun
2008
|
Analisa
|
ROE =
(Rp.710.565/ Rp.13.386.776) x 100% = 0,3% |
ROE =
(Rp. 891.358/Rp. 14.530.132) x 100% = 0,61% |
Kemampuan modal sendiri dalam menghasilkan
keuntungan bagi pemegang saham preferen dan biasa.Setiap rupiah modal sendiri
menghasilkan keuntungan netto Rp 0,3%
dan 0,61% yang tersedia bagi
pemegang saham preferen dan biasa
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar